Tag Archives: Pembelajaran Bagi Anak dengan Ketunanetraan

Pembelajaran Bagi Anak dengan Ketunanetraan


Pembelajaran bagi anak tunanetra adalah sebaiknya berpusat pada apa, bagaimana, dan dimana pembelajaran khusus yang sesuai dengan kebutuhan dengan kelainannya.
Pembelajaran khusus yang sesuai dengan kebutuhan siswa adalah tentang apa yang diajarkan, prinsip-prinsip tentang metode khusus yang ditawarkan dalam konteks bagaimana pembelajaran tersebut disediakan, dan yang terakhir adalah tempat pendidikan yang sesuai dengan anak dimana pembelajaran akan dilakukan.

Pembelajaran dalam kurikulum inti yang diperluas
Terdapat dua set kebutuhan kurikulum untuk siswa tunanetra, yang pertama adalah kurikulum yang diperuntukkan untuk siswa pada umumnya dan yang kedua adalah kurikulum inti yang diperluas. Kurikulum inti yang diperluas ini misalnya terdapat keterampilan kompensatoris, keterampilan interaksi sosial, dan keterampilan pendidikan karier. Kelemahan kurikulum inti yang diperluas ini adalah terbatasnya waktu pengajaran.
Mempergunakan prinsip-prinsip dan metode khusus
Anak tunanetra membutuhkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar khusus mereka. Lowenfeld mengemukakan tiga prinsip metode khusus untuk membantu mengatasi ketunanetraan, antara lain:
1. Membutuhkan pengalaman nyata
Guru perlu memberikan kesematan kepada siswa untuk mempelajari lingkungannya melalui ekslorasi perabaan tentang situasi dan benda-benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan indera-indera lainnya. Bagi siswa low vision aktivitas ini merupakan tambahan bagi eksplorasi visual yang dilakukan. Media yang digunakan adalah benda-benda nyata atau model.
2. Membutuhkan pengalaman menyatukan
Dengan menggunakan pembelajaran gabungan, guru akan mengajarkan menghubungkan mata pelajaran akademis dengan dengan pengalaman kehidupan nyata. Hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih mudah menyatukan hubungan antara konsep teori dengan praktek dalam kehiduan sehari-harinya.
3. Membutuhkan belajar sambil bekerja
Dengan memberikan kesempatan praktek terhadap siswa tunanetra, maka keterampilan siswa tunanetra dapat dikembangkan dengan lebih maksimal. Dalam kurikulum inti yang diperluas terdapat bidang seperti orientasi dan mobilitas, ini dapat dipelajari dengan lebih mudah oleh siswa tunanetra dengan pendekatan belajar sambil bekerja.
Ada beberapa hal yang dapat diberikan kepada siswa sehubungan dengan adanya kekurangan siswa dalam hal penglihatan (tunanetra). Kebutuhan-kebutuhan ini sangat membantu siswa tunanetra dalam menjalankan pendidikannya, antara lain:
a. Alat Pendidikan
1. Tunanetra (blind)
Alat pendidikan bagi tunanetra terdiri dari : Alat pendidikan khusus, alat Bantu peraga dan alat peraga.
a) Alat Pendidikan Khusus :
Mesin tik Braille
Printer Braille
b) Alat Bantu
Alat bantu perabaan (buku-buku, air panas/dingin, batu, dsb)
Alat Bantu pendengaran (kaset, CD, talkingbooks)
c) Alat Peraga
Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran.(patung hewan, patung tubuh manusia , peta timbul)
2. Low Vision
Alat Bantu pendidikan bagi anak low vision terdiri dari alat bantu optic, alat Bantu kacamata, kaca mata pembesaran dan alat peraga.
a) Alat Bantu Optik :
Kaca mata
Kaca mata perbesaran
Hand magnifier / kaca pembesar
b) Alat Bantu
Kertas bergaris besar
Spidol hitam
Lampu meja
Penyangga buku
c) Alat Peraga
Gambar yang diperbesar
Benda asli yang diawetkan
Patung / benda model tiruan
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan yang dibutuhkan antra lain :
1. Guru
2. Psikolog
3. Dokter mata
4. Optometris
c. Model Pendidikan
1. Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif adalah pendidikan pada sekolah umum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang memerlukan pendidikan khusus pada sekolah umum dalam satu kesatuan yang sistemik. Kurikulum yang digunakan pada pendidikan inklusif adalah kurikulum yang fleksibel yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.
2. Pendidikan Khusus (SLB)
Pendidikan Khusus (SLB) adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
3. Guru Kunjung
Model guru kunjung dilakukan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi anak tunanetra usia sekolah. Model ini diberlakukan dalam hal anak tunanetra tidak dapat belajar di sekolah khusus atau sekolah lainnya karena tempat tinggal yang sulit dijangkau, jarak sekolah dan rumah terlalu jauh, kondisi anak tunanetra yang tidak memungkinkan untuk berjalan, menderita berkepanjuangan , dan lain-lain.

PENGANTAR MEDIA PEMBELAJARAN


1.    Pemahaman dasar tentang Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
AECT membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Gagne (1970) menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) berpendapat bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya.
2.    Kegunaan Media dalam proses belajar mengajar
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :
a.       Objek yang terlalu besar. Bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.
b.      Objek yang kecil. Dibantu dengan mikroskop.
c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photo graphy.
d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan bagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model diagram.
f.        Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk video dan gambar.
3.      Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berguna sebagai :
a.       Menimbulkan kegairahan untuk belajar.
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4.      Kemampuan siswa yang berbeda dalam menerima materi, latar belakang kehidupan yang berneda-beda. Hal ini dapat diatas dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannnya dalam :
a.       Memberikan perangsang yang sama.
b.      Mempersamakan pengalaman.
c.       Menimbulkan persepsi yang sama.
3.    Taksonomi dan Klasifikasi media menurut persamaan ciri atau karakteristiknya
1.      Taksnomi
a.       Taksonomi menurut Rudy Bretz. Bretz mengidentifikasi ciri utama media menjadi 3 unsur pokok, yaitu : suara (media siar dan media rekam), visual (gambar, garis, simbol) dan gerak. Sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yaitu: media audio visual diam, media audio visual gerak, media audio semi-gerak, media visual gerak, media visual diam, media semi-gerak, media audio dan media cetak.
b.      Hirarki media menurut Duncan. Dalam menyusun taksonomi media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pendidikan, Duncan menyatakan bahwa semakin rendah tingkat hirarki media, semakin tinggi satuan biayanya dan semakin umum sifat penggunaannya. Namun sebaliknya kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin berkurang.
c.       Taksonomi menurut Briggs. Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada dari medianya sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan tranmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparasi, film rangkai, film bingkai, film televisi dan gambar.
d.      Menurut Gerlach & Ely.  bahwa media jika dipahami secara garis besar dalam manusia, materi, ataukejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atausikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, bukuteks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapa tmerangsang untuk belajar. Dari defenisi di ataskitasimpulkanbahwa guru, papantulus, bangku, meja ataupun alat-alat grafis, elektronik seperti radio, TV, OHP, juga termasuk dalam media, tetapi yang lebih berperan atau yang memegang peranan pentinga dalam manusia itu sendiri atau dalam istilahdalam kelasdisebutdengan guru.
e.       R. Murry Thomas. Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman, yaitu:
1.    Pengalamandaribendaasli (reliefe experience), misalnya bola.
2.    Pengalamandaribendatiruan (sudstitude of reliefe experience), misalnyagambardanfoto.
3.    Pengalamandari kata-kata (words only), misalnyabukudan program radio.
f.                    Soeparno (1998:1), Media  adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (Chanell) untuk menyampaikan pesan atau informasidari sumber kepada penerima pesan. Media dapatdiklasifikasikanmenjaditigamacamkreteria, yaitu:
1.    Berdasarkan karakteristiknya, yang dibedakan menjadi: a) media yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio, dan b) media yang memiliki karakteristik ganda, misalnya film dan TV.
2.    Berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi a) lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya OHP,  b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak kontinyu, misalnya OHP.
3.    Berdasarkan pemakainya, yang dapat dibedakan a) berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual, b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.
2.                  Karakteristik
a.      Media grafis. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Gambar/foto
Kelebihan media gambar/foto :
a.       Sifatnya konkrit. Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b.      Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c.       Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampanga daun tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang. Kita dapat menyajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/foto.
d.      Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahfahaman.
e.       Murah harganya dan gampang digunakan.
Kekurangan media gambar/foto :
a.       Hanya menekankan persepsi indera mata.
b.      Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c.       Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Gambar/foto yang baik untuk media pendidikan adalah gambar/foto yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu ada lima syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :
a.       Harus autentik : gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi sebenarnya (tidak direkayasa).
b.      Sederhana : komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
c.       Ukuran : ukuran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan (tidak terlalu besar atau sebaliknya).
d.      Sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Artinya gambar yang baik tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam, tetapi memperlihatkan aktifitas tertentu.
e.       Keksesuaian dengan materi yang akan disampaikan.
2.      Sketsa. Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau lebih draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
3.      Diagram. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.
Ciri-ciri diagram adalah:
a.       Diagram bersifat simbolis dan abstrak. Sehingga terkadang sulit untuk dimengerti.
b.      Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan.
c.       Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat memperjelas arti.
Media yang baik sebagai media pendidikan adalah yang :
a.       Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
b.      Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
c.       Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum: dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah.
4.      Bagan/Chart. Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
a.       Dapat dimengerti anak.
b.      Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit.
c.       Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik.
5.      Grafik (graphs). Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secra teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas
Kelebihan media grafik adalah :
a.    Untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
b.   Grafik dengan cepat memungkinkan kita  mengadakan analisis, interprestasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah.
c.    Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas dan logis.
6.                 Kartun. Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
7.                 Poster. secara umum, poster yang baik hendaklah sederhana, menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna menarik, slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas, motif dan desain berfariatif.
8.                 Peta/Globe. Berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.
Kelebihannya :
a.      Memungkankan peserta didik mengerti posisi dari kesatuan prolitik, daerah kepulauan dan lain-lain.
b.     Merangsang minat peserta didik terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis.
Kekurangannya:
a.      Peta/globe tidak bisa detail. (misalnya tentang jalan)
b.     Sedikit mata pelajaran / mata kuliah yang memerlukan peta/globe.
9.                 Papan Flanel. Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Karena penyajiannya seketika, kecuali menarik perhatian peserta didik, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efesien.
10.             Papan Buletin. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
b.      Media audio. Media ini berkaitan dengan indera pendengaran, berbeda dengan media grafis. Pesan-pesan yang akan disampaikan ditiangkan kedalam lambang-lambang auditif. Ada berbagai media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio, yaitu:
a.       Radio. Media ini mempunyai kelebihan, yaitu:
1.      Harganya relatif murah.
2.      Sifatnya lebih mudah dipindahkan.
3.      Siaran lewat radio terbukti aman tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
4.      Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkauan luas.
Kekurangannya :
1.      Sifat komunikasi hanya satu arah.
2.      Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengeontrolnya.
3.      Penjadwalan siaran dan pelajaran dapat menimbulkan masalah.
b.      Alat perekam pita magnetic. Tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua sistem dalam alat perekam pita magnetic ini yaitu sistem: full track recording dan double track recording.
Kelebihannya :
1.      Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali. Untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya.
2.      Pita rekaman dapat digunakan berulang tanpa mempengaruhi volumenya.
3.      Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat langsung mengontrolnya.
4.      Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal diluar sekolah (hasil wawancara atau rekaman-rekaman kegiatan).
Kekurangannya:
1.      Daya jangkaunya terbatas.
2.      Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c.       Laboratorium Bahasa. Lab. Bahasa adalah alat untuk melatih peserta didik mendengar dan berbicara bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
c.       Media proyeksi diam. Media ini mempunyai kesamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaannya adalah bila pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media bersangkutan, pada media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan proyektor agar dapat dilihat sasaran. Beberapa jenis media proyeksi diam yaitu:
1.      Film bingkai. Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2×2 inci terbuat dari karton atau plastik.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media pendidikan :
a.       Materi pelajaran dapat disebarkan kepada siswa secara serentak.
b.      Perhatian peserta didik dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
c.       Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
d.      Penyampaiannya mudah (praktis).
Keterbatasan dan kelemahan film bingkai adalah :
a.       Biayanya mahal.
b.      Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
2.      Film rangkai. Gambar pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm.
Kelebihannya :
a.       Cocok untuk mengajarkan keterampilan.
b.      Dapat untuk belajar kelompok atau individual.
c.       Semua kelebihan non projected still picture dimiliki oleh film rangkai.
Kelemahan yang paling pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit diedit, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke dalam rangkai.
3.      Media transparansi. Yaitu media visual proyeksi, yang di buat di atas bahan transparan yang kemudian diproyeksikan menggunakan alat khusus yaitu OHP. OHP adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memproyeksikan transparansi ke arah layar.
Kelebihannya :
a.       Gambar yang diproyeksikan jauh lebih jelas daripada kalau gambar yang ada di papan tulis.
b.      Guru sambil belajar dapat berhadapan dengan siswa.
c.       Lebih sehat daripada papan tulis.
d.      Praktis dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas/ruangan.
Kekurangannya :
a.       Transparansi memerlukan peralatan khusus untuk memproyeksikannya.
b.      Memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik dalam penyajiannya.
d.      Proyektor tak tembus pandang (opaque projektor). Disebut demikian karena diproyeksikan bukan bhan transparansi, tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang. Benda-benda datar, tiga dimensi seperti misalnya mata uang, model, serta warna dan anyaman dapat diproyesikan. Kelebihannya adalah bahan cetak pada buku, majalah, foto, grafis, bagan, diagram, atau peta dapat diproyesikan secara langsung tanpa dipindahkan ke dalam transparan terlebih dahulu. Kelemahannya adalah bahwa proyektor tak tembus pandang tidak seperti OHP, harus digunakan pada ruangan yang gelap.
e.       Mikrofis. Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang. Keuntungannya adalah dapat menghemat ruangan, halaman yang besar dapat diringkas dalam bentuk film yang baik dengan perbandingan 1:12 yang selanjutnya bisa dikembalikan lagi kebentuk semula dengan memproyeksikannya ke layar. Kelemahannya adalah mahal pembuatan masternya, mudah hilang.
f.        FILM. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Ada tiga jenis ukuran film: 8 mm (untuk keluarga), 16 mm (di sekolah-sekolah), dan 35 mm (komersil).
Keunggulannya :
a.       Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
b.      Film memikat perhatian anak.
c.       Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan.
Kelemahannya :
a.       Biaya produksi relatif mahal.
b.      Film tak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran.
c.       Penggunaannya memerlukan ruang gelap.
g.       Film Gelang. Yaitu jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan.
h.       TV. Yaitu media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
Kelebihannya :
a.       Hampir setiap pelajaran dapat di-TV-kan
b.      TV dapat menerima, menggunakan, dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
c.       Sifatnya langsung dan nyata. Dengan TV, siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir.
Kelemahannya :
a.       Sifat komunikasinya hanya satu arah.
b.      Program diluar kontrol guru.
i.         Video. Sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyrakat kita.
Kelebihannya :
a.       Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.
b.      Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis.
c.       Ruangan tidak perlu digelapkan dalam waktu penyajian.
Kekurangannya :
a.       Memerlukan peralatan yang kompleks.
b.      Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
c.       Sifat komunikasi satu arah.
4.    Media jadi dan media rancangan
a.       Media Jadi ( media by utilization ). Ialah media yang telah jadi (buatan pabrik) dan kita bisa langsung menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Kelebihannya adalah hemat waktu, tenaga dan biayanya relatif murah daripada media rancangan. Kekurangannya kita sulit untuk mendapatkan media yang sesuai sepenuhnya dengan tujuan pembelajaran.
b.      Media Rancangan ( media by design ). Ialah media yang kita buat sendiri menurut desain kita sendiri. Kelebihannya adalah kita bisa membuat media sesuai dengan harapan kita. Jadi dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kelemahannya yaitu memerlukan waktu yang relatif lama, dan juga biaya yang mahal.
5.    Kriteria pemilihan media
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang (Sekarang Univ. Negeri Malang) tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasannya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedurnya penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Sebagai pendekatan praktis disarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, lama yang diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru)
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa disamping kesesuain dengan tujuan prilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: pertama ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau memproduksi sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisandan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang keempat adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
6.    Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab mengapa orang memilih media adalah :
a.       Bermaksud mendemokrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
b.      Merasa sudah akrab dengan media tersebut
c.       Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit
d.      Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya
Pertanyaan-pertanyaan praktis yang dapat diajukan dalam rangka pembelian media jadi adalah :
a.       Apakah media yang bersangkuta relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
b.      Apakah ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan?
c.       Apakah perlu dibentuk tim untuk mereview yang terjadi dari calon pemakai?
d.      Apakah media yang ada dipasaran telah divalidasikan?
e.       Apakah media yang bersangkutan boleh direview terlebih dahulu?
f.        Apakah tersedia format review yang sudah dibakukan?
7.    Model/Prosedur Pemilihan Media
Dilihat dari bentuknya, media dapat dikelompokkan menjadi tiga model, yaitu:
a.       Model Flowchart yang menggunakan sistem pengguguran (eliminsai) dalam pengambilan keputusan pemilihan
b.      Model Matriks yang meneguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi
c.       Model Checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai sampai semua kriterianya dipertimbangkan.